Sebagai mukmin yang dituntut merealisasikan keimanannya dalam keseharian, mau tidak mau harus berhadapan dengan kenyataan setan yang tidak pernah tinggal diam dalam memperdayakan umat manusia.
Tipisnya keimanan seseorang akan semakin dekat dengan setan. Sebaliknya, semakin tebal keimanan seseorang, akan semakin dimusuhi setan, dan menjadikan setan sebagai musuh bebuyutan.
“Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh nyata bagi kalian.” (QS. 2:168)
Klasifikasi Bani Adam yang menjadi musuh setan, berdasarkan dialog Rasulullah SAW dengan setan laknatullah diantaranya ialah :
1. Orang berilmu yang mengamalkan ilmunya
Jangan aneh jika nasib ‘ulama yang istiqomah akan ke’aliman dan ilmunya seringkali harus menerima kenyataan pahit dengan segala godaan, oleh kekejaman politik atau kezholiman manusia-manusia setan.
2. Orang yang tunduk dan patuh pada kebenaran
Pada lazimnya manusia bukan tidak tahu akan kebenaran, tapi ia tidak mau tahu kebenaran. Bahkan, Naudzubillah adalah slogan yang haram saja susah apalagi yang halal, pada ia tahu antara kebenaran dan kebathilan.
3. Pemuda yang tekun beribadah dan taat kepada Allah SWT
Terasa asing ketika ada pemuda-pemuda yang tekun beribadah karena saat ini, pemuda-pemuda menghabiskan masa mudanya dengan kemanjaan dan foya-foya. Slogan mereka : masa muda bersenang-senang, tua kaya dan bahagia, mati masuk surga. Begitu dangkalnya pemikiran mereka padahal surga dan kebahagian itu hanya bisa diraih dengan ketaatan dan bekerja sungguh-sungguh.
4. Orang yang senantiasa menasehati orang lain dengan keikhlasan
Derasnya bujuk rayu setan melalui ghuzwul fikrinya yang menyerang umat islam, sehingga umat islam banyak namun laksana buih di lautan. Tetapi, dengan semakin derasnya bujuk rayu setan, ada juga orang-orang yang mengajak dan menasehati saudaranya. Mereka menjadi ustadz dan tauladan bagi masyarakatnya, walau kadang mereka difitnah dan diteror oleh setan-setan manusia.
5. Orang yang penuh keyakinan dan harapan akan jaminan Allah
Mereka tidak takut kelaparan pada saat terhimpit ekonomi, walau godaan datang dari kanan dan kiri, atau setan yang merayu silih berganti, mereka tidak tergelincir akan godaan harta, tahta, dan wanita karena mereka orang-orang yang loyal kepada Allah SWT.